Spot merah di planet Jupiter dan perbandingan Jupiter dengan Bumi
Planet Jupiter di tahun 2018 jarak paling dekat ke Bumi. Tahun 2019 10 - 12 Juni jarak terdekat planet Jupiter ke Bumi. Jarak terdekat pada 12 Juni 2019, dengan jarak 641 km.
Jarak antara planet Jupiter dan Bumi hanya 410 juta mil, atau sekitar 600 juta km juga terjadi pada tanggal 8-9 Mei 2018.
Membuat cahaya planet Jupiter terlihat lebih terang.
Bumi mengorbit ke matahari setiap 365 hari, Jupiter butuh 12 tahun untuk satu kali orbit ke matahari.
Bila anda memiliki mata cukup tajam, atau binocular dan teleskop. Anda dapat melihat 4 titik di samping planet Jupiter. Keduanya adalah bulan di planet Jupiter.
Planet Jupiter memiliki titik spot merah dan bertahun tahun sudah ada.
Spot merah tersebut terindikasi adanya badai raksasa yang berputar dalam
kecepatan tinggi. Sekarang terlihat semakin mengecil.
Kecepatan
badai tersebut mencapai ratusan km perjam, ukuran badai tersebut 3x
dari bulatan bumi. Maklum, Jupiter adalah planet gas raksasa. Spot merah
di Jupiter pertama di teliti oleh Samuel Heinrich pada tahun 1831, atau
mungkin ada astronomi lain yang sudah mengamati sejak tahun
1600an. Tapi ketika Samuel melihat spot merah tersebut,
diperkirakan memiliki luas hampir 40.000km, jadi badai tersebut sangat
besar.
Sejak
tahun 1930 terindikasi titik merah tersebut mulai susut. Sekarang hanya
berukuran 16.000km saja. Tetap saja lebih besar dari bulat lingkaran
bumi di spot tersebut. Apakah topan merah di Jupiter suatu hari akan
susut dan Jupiter kembali tenang. Belum bisa dipastikan.
Bila
tertarik mengejar foto lingkaran merah, sebaiknya diabadikan mulai dari
sekarang. Siapa tahu spot tersebut mendadak menghilang.
Tentang planet Jupiter
Jupiter berisikan 90% gas hidrogen. Sisanya 10% berisi helium dan mungkin saja ada gas lain di planet ini. Karena kandungan gas sangat besar di Jupiter, gas terlihat saling menumpuk dan membentuk lapisan.
Walau
ukurannya besar, gravitasi di Jupiter mungkin 2.5 kali lebih besar dari
bumi. Seandainya seseorang berdiri di permukaan Jupiter, tidak mungkin
dilakukan karena berat badan akan meningkat 2,5x. Hal lainnya, pesawat
dan astronot tidak bisa mendarat disana, dan akan tenggelam dalam
lumpur. Karena permukaan disana mungkin bervariasi. Ketika Nasa mengirim
sensor probe ke Jupiter, sensor hanya menemukan awan tebal sampai ke
permukaan planet. Tapi tidak diketahui persisnya seperti apa dasarnya di
planet ini.
Seperti
matahari, Jupiter berisikan gas hidrogen dan helium. Hanya planet ini
tidak bercahaya seperti matahari. Secara fisik tidak mencapai ukuran dan
terbentuknya thermo nuklir untuk membakar gas. Pembentukan sebuah
bintang diperlukan ukuran 75-80x lebih besar dari Jupiter, barulah
planet ini bisa menjadi sebuah bintang yang menyala seperti matahari.
Planet
Jupiter adalah planet tertua dengan pembentukan pertama sebelum planet
lainnya di tata surya. Tabrakan batuan terjadi membentuk Jupiter sekitar
1 juta tahun sebelum pembentukan tata surya. Antara 2-3 juta tahun
selanjutnya membentuk inti planet Jupiter dan terus membesar sampai 50x
ukuran bumi. Ketika 4,6 miliar
tahun lalu, planet paling awal terbentuk adalah planet gas. Mulai
bergerak dari sisi dalam dan berpindah ke bagian luar tata surya
Apa saja fenomena planet Jupiter.
Jupiter adalah planet dengan ukuran terbesar di tata surya Radius Jupiter 68811km, 1/10 dari Matahari. Putarannya
9,8 jam setiap hari, sehingga terlihat dibagian tengah lebih besar
dengan radius 132.984km, sedangkan diatasnya hanya 133.708km Volume Jupiter 1321 kali lebih besar dari Bumi. Tetapi permukaan planet ini mungkin hanya 120 kali lebih besar dari luas bumi. Angin disana bukan udara, tapi 89,8% hidrogen dan 10,2% helium sebagai kandungan gas terbesar di atmosfer Gravitasi disana mencapai 2,5x. Bila seseorang mencoba berdiri diatas planet. Berat badan 50kg akan terasa seperti 125kg. Inti
planet Jupiter masih sebatas perkiraan. Kemungkinan intinya memiliki
lapisan batu dan metal, disamping material es metana, amonia dan mungkin
saja air.
Dibawah ini perbandingan antara Jupiter dan Bumi. Spot merah atau badai di planet Jupiter seukuran lebar planet Bumi.
Awan badai di Jupiter
2 Februari 2017, pesawat ruang angkasa Juno terbang diatas Jupiter dari ketinggian 14.500km dipublikasi oleh Nasa. Tepat diatas spot hitam planet yang disebut Dark Spot, dimana lingkaran tersebut adalah badai raksasa di Jupiter.
Seperti
gambar diatas, tapi foto terbaru yang dibuat oleh Juno. Memperlihatkan
awan badai di planet begitu besar bahkan terlihat ekstrim dibanding awan
di Bumi. Click gambara untuk memperbesar.
Pesawat ruang angkasa mengabadikan spot merah Jupiter Juli 2017 Scott Bolton peneliti dari Southwest Research Institute San Antonio menyebut, sekarang kita memiliki gambar detil dengan spot merah di planet Jupiter. Spot merah tersebut adalah pusat badai, dan sudah terbentuk selama ratusan tahun. Menjadi badai paling lama yang terjadi di seluruh planet tata surya kita.
8 instrumen pesawat ruang angkasa mengambil data. Sekarang lebar spot merah atau dikenal Great Red Spot tersebut masih sebesar 16.350 km. Diabadikan dari ketinggin 3500km dipuncak awan planet ini.
Pesawat Juni diluncurkan 5 Agustus 2011. Sekarang mendekati misi akhirnya. Dan pernah terbang sangat dekat dengan jarak 3.400km dari permukaan awan Jupiter.
Selanjutnya isi dari planet Jupiter dan jumlah bulan