Januari 201715 tahun lalu, badan kesehatan Amerika pernah mengumumkan adanya infeksi
dari bakteri atau anti mikroba yang tahan terhadap antibiotik.
Dan
bakteri seperti ini dapat menjadi serangan utama bagi kesehatan dunia.
Sekarang bakteri jenis tersebut benar benar muncul, setidaknya sejak tahun 2009.
Penemuan ini diawali kabar dari sebuah rumah sakit.
Pejabat
kesehatan masyarakat Nevada Amerika melaporkan seorang wanita meninggal
bulan September 2016 akibat infeksi superbug (bakteri tahan
antibiotik). Infeksi telah menyebar ke seluruh sistem tubuh, walau sudah
diberikan 26 jenis antibiotik berbeda. Termasuk aminoglikosida dan
polymyxins yang masih di uji.
Jumlah antibiotik tersebut mewakili setiap antibiotik yang mungkin dapat menyembukan pasien akibat bakteri yang ada di Amerika.
Ini
bukan pertama kali seorang pasien di Amerika meninggal akibat infeksi superbug.
Tapi belum dapat dipastikan berapa banyak orang yang bisa bertahan, dan
terjadinya kematian ini cukup langka.
Diawali sakit pasien yang
menderita Klesiella Pneumoniae, pasien wanita berusia 70an tiba di
Amerika.
Bakteri atau
bug telah menyerang melalui infeksi saluran kemih. Pasien tersebut
pernah dirawat di India akibat patah tulang paha kanan dan
osteomielitis, dan catatan terakhir di bulan Juni 2016 pernah dirawat
kembali di rumah sakit India
Tes di rumah sakit Amerika,
menunjukan superbug ini tahan terhadap 14 obat antibiotik yang tersedia
di rumah sakit. Rumah sakit akhirnya mengirim sampel ke
CDC Atlanta
untuk diselidiki lebih lanjut, sampai disimpulkan tidak ada antibiotik
lain di Amerika yang mampu mematikan superbug tersebut.
Perjalanan
si pasien tersebut dikabarkan singgah di India, dimana di India menjadi
penyebaran superbug lebih umum. Dia sempat dirawat akibat infeksi
tulang selama beberapa
tahun sampai Juni 2016. Setelah di Amerika dia masuk ke rumah sakit Reno
dan menjalani perawatan di bulan Agustus 2016. Dimana ditemukan
infeksi yang disebut CRE - carbapenem-resistant enterobacteriaceae.
Bakteri yang biasa hidup di usus dan kebal terhadap antibiotik ini atau disebut dengan Carbapenms.
Kasus ini dilaporkan oleh Morbidity and
Mortally Weekly Report yang diterbitkan di CDC. Masalahnya pemerintah
kesulitan melacak kematian disebabkan superbug. Karena bakteri ini
tahan terhadap antibiotik biasa bahkan yang terbaru. Tidak jelas
bagaimana bakteri mampu mengembangkan resitensi lebih cepat terhadap
pengembangan obat antibiotik.
Peneliti sedikit mengetahui, bila bakteri Klebsiella memang licin dan berbahaya. Dan memasukan menjadi nama Carbapenem-Resistance Klebsiella Pneumonia atau CRKP.
Dan tidak ada yang mengetahui dengan
tepat berapa banyak kasus yang ada seperti ini. Serta asal superbug
tersebut disebabkan terinfeksi ketika dia berada di India.

Berdasarkan
data statistik, sekitar 2 juta orang setiap tahun di Amerika terinfeksi
bakteri yang resisten antibiotik. 23 ribu orang meninggal. Jika tidak
diambil tindakan, diperkirakan sampai tahun 2050, kematian dapat meningkat mencapai
10 juta orang pertahun. Infeksi seperti superbug dapat masuk melalui luka
kecil pada tubuh.
Bagaimana mengobati dengan cara lebih efisien. Saat ini
ilmuwan melihat pengunaan nano partikel untuk pengembangan antibiotik
dan obat kanker. Liangfang Zhang seorang Nanoengineer universitas
California mengatakan, untuk mematikan bakteri mereka tidak perlu
dimusnahkan karena dapat menyebabkan bakteri berubah menjadi lebih tahan
terhadap obat-obatan. Tapi pengobatan dengan teknologi nanopartikel
sangat mahal dibanding antibiotik. Dan harus memastikan dimana bakteri
berada dalam tubuh yang tepat akan menyulitkan pengobatan dengan
teknologi ini.
Contoh pengembangan pengobatan yang tepat pernah
dilakukan dengan bakteri E.coli dan MRSA. Obat tidak membunuh bakteri,
tapi ilmuwan mengunakan bahan AMP non toksik dengan menambah asam amino.
Setidaknya terlihat kekebalan tubuh dalam percobaan seperti tikus.
Dari
media Atlantic. Penyebaran batekri resistensi dengan antibiotik
biasanya bergerak lambat. Satu persatu obat antibiotik digunakan, sampai
antibiotik Colistin adalah satu satunya antibiotik yang tersisa. Tapi
antibiotik Colistin tidak mampu mematikan bakteri yang kami temukan,
disebutkan dari jurnalis The Lancet. Antibiotik paling kuat Colistin
terkuat merupakan antibiotik beresiko, karena dapat mengakibatkan kerusakan
ginjal parah.
Di China para peternak mengunakan antibiotik pada
hewan dalam dosis rendah. China sendiri tidak memberikan Colistin kepada
manusia, tapi negara lain termasuk Amerika masih mengunakan sebagai
upaya terakhir.
Dari jurnal Lancet menyebutkan ada bukti bakteri
dengan gen MCR-1 sudah melompat dari babi ke manusia. Dari 1322 sampel
pasien di rumah sakit di China, tim menemukan 16 kandungan MCR-1. MCR-1
yang dimaksud adalah kandungan antibiotik. Seperti dari kotoran babi di
China pada bulan November 2015. Gen tersebut di identifikasi dari E.Coli
terhadap sampel manusia di Malaysia, Inggris, Cina, Eropa dan Amerika.
Bakateri membawa gen yang terkait dengan daya tahan terhadap antibiotik
masuk sebagai penemuan bakteri MCR-1
Bakteri MCR-1 juga ditemukan
di Denmark, disusul Vietnam, Jerman, Spanyol, Amerika dan seterusnya.
Sepertinya setiap bulan ada perubahan dari bakteri yang tahan terhadap
antibiotik.
Bakteri lain disebutkan tahan terhadap
antibiotik adalah NDM-1. Gen yang ditemukan tahun 2009 tahan terhadap
antibiotik tipe Carbapenems. Ini sangkat langka kata Alexander Kallen
ahli epidemiologi dan pencegahan pengendalian penyakit.
Ahli
mikrobiologi dari universitas Cardiff pertama kali mendengar MCR-1
sampai dia tidak percaya. Setelah mendapat kabar dari rekannya Yang Wang
dari China universitas Agricultural.
Ini seperti perlawanan suci,
karena mutasi gen bakteri dapat membawa molekul antibiotik sendiri. Uniknya
bakteri yang terkait dengan MCR-1 yang ditemukan hanya memiliki 1 gen.
Sementara kecepatan pengembangan obat antibiotik mungkin akan datang
lebih lambat. Siap atau tidak, manusia harus menghadapi superbug dari
mutasi bakteri jenis baru yang tahan terhadap antibiotik.
Februari 2017Nasa
mengirim bakteri yang disebut superbug dengan roket Falcon 9 ke stasiun
ruang angkasa ISS. Sebelum kita berpikir akan ada kiamat dimana bakteri
yang tahan terhadap obat antibiotik dapat membinasakan manusia di bumi.
Bakteri yang dikirim akan diteliti di ruang angkasa kata Dr Anita Goel.
Dalam ruang tanpa gravitasi, kita dapat memahami bagaimana si bakteri
super bermutasi menjadi tahan terhadap antibiotik.
Bakteri
yang tahan antibiotik ini, salah satunya akan diteliti memiliki nama
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus or MRSA, atau disebut Staph.
Bakteri dapat membuat masalah kesehatan dari infeksi kulit, aliran
darah, pneumoniua dan sepsis. Peneliti mengirim Staph ke ruang angkasa,
untuk mempelajar efek dari gravitasi sangat rendah dengan pertumbuhan
dan pola mutasi bakteri. Dan dipercaya bakteri akan bermutasi lebih
cepat sekaligus melihat perubahan pola gen bakteri. Percobaan sebelum
dilakukan dengan jamur, ketika dikirim ke ruang angkasa. Jamur dapat
tumbuh lebih cepat
Peneliti
nantinya dapat mengumpulkan informasi dan mencari obat yang tepat
bahkan obat antibiotik dapat disiapkan sebelum tipe superbug baru
muncul. Karena selama ini superbug tidak memiliki obat untuk
membunuhnya.
Bakteri yang dikirim
ke ruang angkasa harus disegel 3 lapis dengan penahan yang ketat, dan
astronot di stasiun ruang angkasa tidak akan kontak langsung dengan
superbug yang berbahaya ini.
Maret 2017WHO menerbitkan 12 superbug bakteri yang menjadi ancaman umat manusia. Secara resmi daftar superbug dirilis 27 Februari 2017.
CDC
badan kesehatan Amerika memperkirakan 23 ribu orang meninggal setiap
tahun akibat superbug yang tahan terhadap berbagai antibiotik.
Inggris dari Review on Antimicrobial Resistance, setahun saja dapat membuat 700 ribu orang meninggal.
Tapi bagian terpenting, banyak serangan superbug kepada manusia banyak yang tidak dilaporkan.
WHO membagi kelompok.
3 dari kelompok bakteri yang mematikan yaitu 1. Acinetobacter, 2. Pseudomonas dan 3. beberapa jenis Enterobacteriaceae
Untuk
Enterobacteriaceae sering muncul di rumah sakit atau panti jompo.
Menyebabkan infeksi aliran darah yang mematikan dan pneumonia.
3 bakteri ini masuk prioritas kritis- Acinetobacter baumannii. Bakteri
ini tahan dengan antibiotik paling kuait yaitu Cabapenems. Bakteri
Acinetobacter baumannii menyebabkan berbagai infeksi, dari pneumonia dan
infeksi luka dalam pada pasien rawat inap.
- Pseudomonas aeruginosa. Bakteri
ini tahan terhadap antibiotik Cabapenems. Pada orang sehat, mereka bisa
menyebakan ruam kulit dan infeksi telinga. Tapi pada pasien rawat inap,
dapat mengakibatkan pneumonia dan infeksi darah yang mematikan
- Enterobacteriaceae. Beberapa
keluarga ini adalah bakteri umum seperti Salmonella dan E.Coli. Tapi
sudah berevolusi dan tahan terhadap Carbepenems dan antibiotik kelas
lain seperti Sefalosporin.
Prioritas tinggiBakteri lain masuk prioritas tinggi tapi masih bisa di obati
- Enterococcus
faecium - Muncul di rumah sakit, seperti infeksi selama operasi, luka
urin dan lainnya. Tahan terhadap antibiotik Vancomycin
- Staphylococcus
aureus - Keracunan makanan dan mengancam bagi perawat di Amerika dapat
terinfeis Enterococcus. Tahan terhadap Vancomycin
- Helicobacter pylori - Tahan terhadap Clarithromycin
- Campylobacter - pategoen makanan, penyebab flu perut dan diare. Tahan terhadap Fluoroquinolone
- Salmonellae. Keracunan makanan dan tipoid. Tahan terhadap fluoroquinolone
- Neisseria
gonorrhoeae - Kategori bakteri Geonorrhoea dan penyebab meninggitis.
Tahan terhadap 2 anti biotik fluoroquinolone dan cephalosporin. Update
Juli 2017, disebut telah bermutasi dan tahan segala anti biotik
Data dari WHO
WHO priority pathogens list for R&D of new antibiotics
Priority 1: CRITICAL
- Acinetobacter baumannii, carbapenem-resistant
- Pseudomonas aeruginosa, carbapenem-resistant
- Enterobacteriaceae, carbapenem-resistant, ESBL-producing
Priority 2: HIGH
- Enterococcus faecium, vancomycin-resistant
- Staphylococcus aureus, methicillin-resistant, vancomycin-intermediate and resistant
- Helicobacter pylori, clarithromycin-resistant
- Campylobacter spp., fluoroquinolone-resistant
- Salmonellae, fluoroquinolone-resistant
- Neisseria gonorrhoeae, cephalosporin-resistant, fluoroquinolone-resistant
Priority 3: MEDIUM
- Streptococcus pneumoniae, penicillin-non-susceptible
- Haemophilus influenzae, ampicillin-resistant
- Shigella spp., fluoroquinolone-resistant
Informasi dari
[World Health Organisation]Penyakit menular yang tidak dapat disembuhkanHerpes
adalah penyakit lamar, dan penularan penyakit ini tidak dapat
disembuhkan total, tapi banyak pasien tidak menyadari. Karena Herpes
adalah bakteri dan bukan virus.
HIV menjadi virus yang membawa seumur hidup walau pasien masih bisa bertahan. Sejauh ini belum ada obat dengan HIV.
Juli 2017 Bakteri gonorrhoea tahan dengan antibiotikBakteri
gonorrhoea atau gonore tipe baru menginfeksi 3 orang di seluruh dunia,
terditeksi di Jepang, Spanyol dan Perancis. Tapi tidak dapat di obati
oleh antibiotik jenis apapun.
WHO kembali
memperingatkan penularan bakteri ini. Gonore sangat resistan terhadap
antibiotik, dan menyebaran secara umum melalui hubungan seks.
Dan penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang telah bermutasi.
Disebut
dengan nama bakteri Neisseria gonorrhoea, dapat menimbulkan keluar
cairan dari kelamin dengan warna kuning atau hijau, rasa sakit saat
buang air kecil dan pendarahan di masa menstruasi.
Diperkirakan
78 juta orang telah kontak dan terancam bug berbahaya. Dan 77 negara
menunjukan menjadi penyebaran, diperkirakan menginfeksi 78 juta orang.
Salah satu dampak dari ketidaksuburan, dan kontak utama yang dipercaya
dengan oral serta tidak mengunakan pelindung. Dan bakteri terus
bermutasi sehingga tahan terhadap antibiotik
Gonore
adalah bug yang cerdas kata Dr Teodora Wi dari WHI. Setiap dibuat
antibiotik kelas baru untuk mengobati gonore, bug ini menjadi resistan.
Sedangkan pengembangan obat antibiotik yang tepat dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk menemukan antibiotik sebagai obat baru.
WHO
menyebut penyebaran ada di negara miskin dimana bug yang resistan ini
tidak terditeksi. Seperti gunung es, 3 orang korban hanya puncak gunung
yang diketahui. Infeksi bug dalam beberapa kasus tidak memiliki gejala,
tapi dapat menyebabkan radang panggul, kehamilan ektopik dan
ketidaksuburan. Dan menular ke bayi yang masih ada di kandungan.
Gonore
adalah penyakit tua, dahulu dapat diobati dengan mudah mengunakan
penisillin. Tetapi dalam 15 tahun terakhir bakteri ini sudah berbeda.
Update Maret 2018Seorang pria asal Inggris terkena Super Gonorrhea atau penyakit menular gonorea. Tetapi tahan terhadap antibiotik.
Kabarnya si pria pernah berhubungan dengan seorang wanita di Asia Tenggara telah dilaporkan oleh badan
Public Health EnglandMenjadi kasus pertama Super Gonorrhea yang tahan terhadap antibiotik Azitromisin dan Ceftriaxone. Dan gagal mengobati si pria.
Pacar tetapnya beruntung, tidak terkena penyakit menular tersebut.
Badan kesehatan berusaha melacak si wanita yang menularkan penyakit sebelumnya. Agar dapat menahan penyebaran lebih lanjut ke orang lain.
Antibiotik di negara berkembang digunakan secara terukur, membuat bakteri semakin resistan dan bermutasi terhaedap obat
April 2018, pria yang terkena Super Gonorrhea berhasil sembuh. Setelah kombinasi 2 antibiotik Azitromisin dan Ceftriaxone gagal. Dokter mencoba antibiotik lain Ertapenem dan berhasil.
Si pria disebutkan beruntung, tapi untuk kali ini. Kedepan mungkins saja superbug akan bermutasi.
Desember 2017Peneliti
MIT dan Harvard menemukan obat antibiotik memiliki dampak negatif.
Antibiotik memang bekerja, tapi berdampak memperlemah kemampuan sistem
kekebalan tubuh untuk melawan serangan. Walau baru ditemukan pada
percobaan hewan tikus.
Para
ilmuwan sedang mengembangkan penanganan teknik baru yang tidak
memerlukan obat obatan seperti antimikroba, atau predator bakteri.
Antibiotik
masih berperan penting untuk perawatan di masa mendatang, tetapi
pemakaian harus memahami lebih baik tentang apa yang dilakukan
antibiotik pada tubuh.
Antibiotik berinteraksi dengan sel, terutama sel kekebalan tubuh dengan cara tidak terduga.
Percobaan
pada tikus dengan bakteri e-coli. Mereka menemukan obat yang diberikan
langsung ke jaringan tikus, pada gilirannya mengubah metabolit sel yang
dilepaskan selama proses metabolisme. Membuat e.Coli lebih tahan
terhadap antibiotik. Pada saat yang sama, sel makrogaf dari sel tikus
sendiri kurang efektif melawan infeksi, karena antibiotik masuk ke
sirkulasi mereka. Penelitian ini masih berlanjut untuk mempelajari
metabolit pada tubuh manusia.
Januari 2018Antibiotik
Octapeptin ditemukan 40 tahun lalu. Namun sebagian besar tidak
terpakai. Karena ilmuwan memilih obat lain untuk prioritas.
Sekarang
Octapeptin dapat dijadikan obat antibiotik terdepan. Setelah melihat
struktur Octapeptin mirip dengan Colistin. Peneliti mengatakan
Octapeptin mungkin dapat mengurangi kadar racun dan dampak negatif lebih
rendah pada tubuh manusia.
Octapeptin
lebih cocok pada bakteri keras yang disebut Gram Negative Bacteria.
Seperti pneumonia, meningitis, infeksi aliran darah dan tempat luka
atau bekas bedah.
Bakteri tipe Gram Negative Bacteria lebih sulit dimusnakan, karena memiliki membran khusus.
Sementara peneliti masih mempelajari lebih lanjut efektifnya Octapepti.
Manusia menghadapi ancaman 10 juta nyawa sampai tahun 2050 akibat serangan bakteri.